Al Fath Farm

Follow Us –

 Nah, kalau bicara soal beternak kambing, menurut saya ini salah satu usaha yang cukup menjanjikan di Indonesia, terutama buat kamu yang punya lahan kecil atau ingin mulai dari skala rumahan. Saya sering dengar cerita petani yang awalnya coba-coba, eh tahu-tahu jadi sumber pendapatan utama. Tapi, ya gitu deh, nggak semuanya mulus. Ada untungnya, ada juga ruginya. Di artikel ini, saya mau bahas secara lengkap bagaimana menghitung untung rugi beternak kambing dalam satu tahun, berdasarkan pengalaman umum dan data dari jurnal-jurnal nasional serta internasional. Saya juga bakal tambahin perspektif keuangan global, plus dalil dari Al-Quran dan Hadis biar lebih bermakna, terutama buat yang muslim. Oh ya, di akhir nanti saya kasih info soal Al Fath Farm, tempat recommended buat kebutuhan kambing kamu.

Sebelum masuk ke hitung-hitungan, yuk kita pahami dulu kenapa beternak kambing itu populer. Kambing gampang dipelihara, reproduksinya cepat, dan bisa dimanfaatkan untuk daging, susu, kulit, bahkan pupuk. Di Indonesia, permintaan tinggi banget, apalagi pas Idul Adha atau aqiqah. Tapi, menurut saya, kunci suksesnya ada di manajemen yang baik. Kalau asal-asalan, bisa-bisa rugi besar karena penyakit atau fluktuasi harga pakan.

 Modal Awal: Langkah Pertama yang Harus Diperhitungkan Matang

Oke Sobat ngarit…., mari kita mulai dari modal awal. Ini bagian krusial, karena kalau salah hitung, bisa bikin cash flow macet. Untuk skala kecil, misalnya 10 ekor kambing lokal, modalnya sekitar Rp22 juta. Rinciannya: bibit kambing Rp15 juta (Rp1,5 juta per ekor), kandang sederhana Rp6 juta, dan peralatan seperti tempat pakan Rp1 juta. Nah, ini asumsi dasar ya, bisa lebih mahal kalau pilih bibit unggul seperti Etawa atau Boer, yang harganya bisa Rp3 juta per ekor.

Saya ambil contoh dari jurnal nasional, seperti penelitian di Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari, yang bilang untuk 4 induk dan 1 pejantan, keuntungan bisa Rp9,7 juta dalam dua tahun. Itu artinya, modal awal harus efisien supaya balik modal cepat. Di jurnal lain dari IPB, BEP (Break Even Point) untuk kambing Etawa sekitar 54 ekor, jadi kalau skala kecil, harus pintar diversifikasi pendapatan.

Dari sisi internasional, sebuah studi di AS menekankan bahwa profitabilitas tergantung goal peternak, apakah fokus daging atau susu. Di Malawi, efisiensi profit rendah karena karakteristik farm, di mana 71% kerugian dari faktor internal seperti manajemen. Jadi, menurut saya, jangan remehkan perencanaan modal. Mulai dari yang kecil, tapi skalakan secara bertahap.

 Biaya Operasional: Yang Sering Bikin Pusing Kepala

Selanjutnya, biaya operasional tahunan. Ini yang sering underestimated. Untuk 10 ekor, estimasi saya sekitar Rp47 juta per tahun. Rincian: pakan Rp5,5 juta (rumput dan konsentrat), kesehatan Rp9,6 juta (vaksin dan obat), tenaga kerja Rp18 juta (kalau hire satu orang), biaya lain seperti listrik Rp12 juta, dan penyusutan Rp2,2 juta.

Nah, dari jurnal di Universitas Muhammadiyah Makassar, R/C ratio (Revenue Cost Ratio) menunjukkan kelayakan finansial kalau biaya dikontrol ketat. Di Polbangtan Manokwari lagi, peternak di Desa Amasi untung Rp268 juta, tapi itu dengan manajemen biaya yang baik. Untuk kambing kacang, keuntungan per ternak Rp1,5 juta per 3 bulan, tapi biaya pakan jadi kunci.

 Dan di Nepal, profit tinggi kalau ada akses pakan dan training rutin. Analisis techno-economic bilang 65% pendapatan dari susu, jadi kalau fokus daging, biaya bisa lebih rendah. Menurut saya, hemat biaya dengan pakan alami seperti rumput gajah, dan vaksinasi rutin untuk menghiindari kerugian akibat penyakit.

 Pendapatan Tahunan: Potensi yang Bikin Ngiler

Bagian menyenangkan: pendapatan. Untuk 10 ekor (5 betina, 5 jantan), estimasi Rp73,5 juta per tahun. Dari daging Rp18 juta (5 ekor dijual), susu Rp45 juta (1.800 liter), kulit Rp500 ribu, pupuk Rp6 juta, dan anakan Rp4 juta.

Jurnal dari Unpam bilang keuntungan layak di berbagai skala kalau diversifikasi. Penggemukan 3 bulan bisa untung Rp4 juta per periode. Di India, goat farming profitable untuk income generating. Di Yunani, efisiensi dairy goat tinggi dengan indikator ekonomi baik. Nah.. itu tergantung kamu ya Dulur, Mongggo

Nah, kalau penggemukan 30 ekor, untung bisa Rp38 juta per tahun dengan 4 siklus. Tapi ingat, pasar fluktuatif, terutama di luar musim qurban. Biasanya kenaikannya tergantung permintaan dan kebutuhan pasar yang kamu jangkau.  Selama ini memang kondisi ekonomi global di Indonesia lagi turun, jadi kamu wajib buka pasar yang bagus dan baik agar kamu bisa mudah menjual ke pasar.  Saran saya,cob acari Lembaga Laziz disekitaranmu untuk bisa diajak Kerjasama.  Kalu menurut mu gimana sobar ngarit……?

 Untung Rugi Bersih: Hitung-Hitungan Akhir

Total biaya (modal + operasional) Rp69 juta, pendapatan Rp73,5 juta, untung bersih Rp4,2 juta per tahun. Kalau penggemukan, bisa lebih tinggi. Tapi risiko ada: kematian, harga turun, atau cuaca buruk. Dan juga banyak factor lainya yang kiranya menurunkan potensi keuntungan, misalnya dari sisi pembiayaan untuk anak kendang yang terlalu tinggi.  Dari testimoni yang saya dapatkan ada seorang peternak di daerah Malang selatan yang menggaji 2-2,5 jt per bulan untuk anak kendang, padahal jumlah kambingnya hanya 30 ekor.  Dari data yang saya dapatkan sebaiknya untuk 100 ekor kambing butuh 1 anak kendang. Jadi lebih selektif ya sobat ngarit…

Sudut Pandang Keuangan Global: Peluang Besar di Tengah Tantangan

Dari perspektif global, goat farming lagi naik daun. Populasi kambing dunia naik sejak 1960-an karena perubahan preferensi makanan dan iklim. Di 2000-2020, sektor ini berkembang pesat, terutama di negara berkembang. Ekonomis, goat rearing jadi path sustainable development, dengan 36% income dari jual kambing. Di resource-poor areas, ini income primer. Ini kita dapatkan dari Dari jurnal Maharashtra, large farm untung lebih tapi cost tinggi. Di Tunisia, value chain goat farming sustainable.

Tapi, climate change jadi ancaman: scarcity pakan dan air bikin socioeconomic impact negatif. Di Maghreb, prospek research untuk development. Menurut saya, Indonesia bisa ambil pelajaran: ekspor daging kambing ke Timur Tengah, atau dairy goat seperti di Eropa. Secara ekologis, sheep dan goat farming bantu balance lingkungan kalau sustainable. Global trends bilang, goat systems harus adaptasi socio-economic dan environmental.

Jadi kalau kamu ada kerabat, teman, relasi yang ada di komunitas muslim yang besar jumlahnya, pasar  kambing di Indonesia bisa jadi peluang yang bagus.  Karena dengan begitu selain untuk pertmbuhan dan pengembangan bisnis kamu, kamu juga punya banyak relasi keluar negeri yang pasarnya tidak hanya umat muslim saja, tapi semua orang yang suka dengan daging kambing di luar negeri bisa jadi target market kamu.  Nah yang penting cari tempat masak yang Halal ya… Sobat ngarit diluar negeri, dan pastikan masakanya Wenaaakkkkk…

 Dalil dari Al-Quran dan Hadis: Beternak sebagai Berkah dari Allah

Biar lebih bermakna dari apa yang sudah kita paparkan di artikel ini, yuk kita lihat dalil agama. Dalam Al-Quran, Surah An-Nahl ayat 5: “Dan hewan ternak telah Dia ciptakan untukmu; padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai manfaat, dan sebagiannya kamu makan.” Ini nunjukin beternak itu anugerah Allah untuk kebutuhan manusia. Di Surah Al-Mukminun ayat 21, pentingnya ternak bagi manusia ditekankan. Surah Asy-Syu’ara ayat 133: Allah menganugerahkan binatang ternak dan anak-anak. Di Al-An’am ayat 142, ternak untuk pengangkut dan makanan.

Dari dalil Quran tersebut sudah dapatkan ilmu dasarnya?, bagaiman menurutmu Sobat ngarit…?

Dari Hadis, Rasulullah SAW bersabda: “Peliharalah kambing karena kambing itu penuh berkah.” (HR. Ibnu Majah). Hadits lain dari Ummu Hani: sama, kambing penuh berkah. Imam Nawawi bilang mengembala kambing pekerjaan berkah di akhir zaman. Nabi sendiri suka menggembala kambing, nunjukin nilai kesabaran dan rezeki halal. Jadi, beternak bukan cuma bisnis, tapi ibadah kalau diniatkan benar.

Jadi ilmu sabra itu penting juga Sobat ngarit…, tidak hanya sabra dengan Istri… hehehhe, dan kehidupan kita yang naik turun, tapi sabra juga memlihara dan mengayomi kambing, kareana butuh kesabaran di segala llini.  Kalau kamu sabra yang setebal baja, atau setipis tisu basah..? heheh.  Semoga kita semua selalu diberikan Allah untuk terus melatih kesabaran kita ya dulur di semua aspek.

 Kesimpulan: Mulai dari Sekarang,..!

Intinya, beternak kambing dalam satu tahun bisa untung Rp4-38 juta tergantung skala, tapi butuh disiplin. Dari jurnal dan global view, potensinya besar, apalagi dengan dukungan agama. Menurut saya, kalau kamu serius, ini bisa jadi investasi jangka panjang.

Terakhir, kalau butuh kambing berkualitas untuk qurban, aqiqah, atau kebutuhan lain, coba hubungi Al Fath Farm. Mereka peternak kambing dan domba profesional, siap suplai segala macam, dari bibit sampai daging segar. Dijamin halal dan sehat! Hubungi mereka untuk info lebih lanjut.

Hadanallah Waiyyakum

Wasalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

Malang, 11 Agustus 2025

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *