Kapan Awal mula ibadah Qurban?
Qurban merupakan sebuah simbol yang akan melekat dalam kegiatan ibadah Umat Islam diseluruh dunia. Ibadah ini kita ketahui dari apa yang diceritakan dalam Al Quran surat Al Maidah, surat urutan kelima dalam Al Quran ayat ke 27. Allah SWT, Berfirman ;
وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَاَ ابْنَيْ اٰدَمَ بِالْحَقِّۘ اِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنْ اَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الْاٰخَرِۗ قَالَ لَاَقْتُلَنَّكَۗ قَالَ اِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللّٰهُ مِنَ الْمُتَّقِيْنَ ٢٧
Bacakanlah (Nabi Muhammad) kepada mereka berita tentang dua putra Adam dengan sebenarnya. Ketika keduanya mempersembahkan qurban, kemudian diterima dari salah satunya (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Dia (Qabil) berkata, “Sungguh, aku pasti akan membunuhmu.” Dia (Habil) berkata, “Sesungguhnya Allah hanya menerima (amal) dari orang-orang yang bertakwa.
Kisah yang dimulai dengan pengorbanan oleh putra Adam dimasa awal manusia hidup ini merupakan sebuah bentuk ketaatan dan pendalaman iman yang dimiliki oleh setiap Insan untuk memberikan yang terbaik untuk Allah sebagai Tuhan semesta alam yang paling dicintai. Dengan bukti qurban yang diberikan oleh anak manusia ini menunjukkan bahwasanya sesuatu yang diberikan untuk berqurban adalah sesuatu yang terbaik yang dimiliki dari hasil usaha yang dilakukan. Peristiwa anak Adam yang memberikan quran terbaiknya kepada Allah menjadi cikal bakal dari pada perintah ibadah Qurban yang disyariatkan kepada Nabi Ibrahim hingga umat Nabi Muhammad.
Awal mula kisah Nabi Ibrahim melakukan Qurban untuk pertama kalinya adalah sebagai bentuk kepatuhan dan kesabaran yang dimiliki seorang hamba. Nabi Ibrahim yang kala itu lama tidak memiliki anak dikaruniai Allah dengan anak yang Sholeh yakni Nabi Ismail. Dan pada saat yang sudah Allah tentukan maka diwahyukan kepada Nabi Ibrahim dalam sebuah mimpi untuk menyembelih anaknya sendiri, yang sudah lama dinanti, namun perintah Allah untuk menyembelih harus dilaksanakan. Ini adalah sebuah bukti dari kepatuhan, ketundukan, dan ketaatan kepada Allah SWT. Dari kisah dua manusia ini kita semua mendapat pelajaran yang berharga bahwa ketundukkan kepada Allah sebagai Pencipta harus lebih tinggi daripada sesama makhluk.
Bentuk kepasrahan dan kepatuhan tersebut harus dilalui dengan menyembelih Ismail kala itu, tatkala pisau sudah berada tepat di leher Ismail, Allah ganti dengan seekor domba sebagaimana yang termaktub dalam surat Ash-Shoffaat, surat ke 37 ayat 103-105, Allah berfirman;
فَلَمَّآ اَسْلَمَا وَتَلَّهٗ لِلْجَبِيْنِۚ ١٠٣
Ketika keduanya telah berserah diri dan dia (Ibrahim) meletakkan pelipis anaknya di atas gundukan (untuk melaksanakan perintah Allah),
وَنَادَيْنٰهُ اَنْ يّٰٓاِبْرٰهِيْمُۙ ١٠٤
Kami memanggil dia, “Wahai Ibrahim,
قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَاۚ اِنَّا كَذٰلِكَ نَجْزِى الْمُحْسِنِيْنَ ١٠٥
Sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu.” Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat kebaikan.
Proses penyembelihan itu merupakan sebuah syariat yang terus berlanjut hingga masa Nabi Muhammad SAW, hingga saat ini, dan yang disembelih adalah hewan ternak, yaitu domba, kambing, sapi, kerbau dan unta. Dari apa yang Ibrahim lakukan sebagai bentuk ketaatan dan kepatuhan membuahkan kebaikan dan kemuliaan bagi siapa saja yang melakukan bentuk kepasrahan yang mendalam kepada Allah dalam setiap pelaksanaan ibadah Qurban ini.
Yang menjadi pertanyaan bagi kita semua adalah:
Sudahkah kita mempersiapkan hati dan harta untuk taat seperti mereka?
Sebagai sebuah ibadah yang melekat pada setiap diri individu muslim yang taat, kita mengetahui keutamaan dari ibadah qurban itu sendiri dari ayat yang sering kita baca dalam sholat, yaitu surat Al- Kautsar, surat urutan 108, ayat yang ke 2, Allah berfirman;
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ ٢
Maka, laksanakanlah shalat karena Tuhanmu dan berqurbanlah!
Dari surat Al Kautsar ayat yang ke 2 ini, maka perintah untuk Sholat dan juga berqurban adalah sesuatu yang menjadi pondasi setiap umat islam untuk selalu berpegang dan menjaga keduanya. Sholat sebagai bentuk Ibadah yang menjadi kewajiban yang harus terus dilaksanakan setiap muslim dan berqurban adalah bentuk kepatuhan dan ketaatan yang mendalam kepada Allah sebagai Tuhan Semesta Alam ini. Inti dari Shalat adalah menjaga diri dan sebagai pembeda antara mereka yang beriman dan kafir kepada Allah, dan Qurban adalah sebagai kepasrahan dan kepatuhan atas apa yang sudah Allah perintahkan. Semua yang kita miliki adalah MilikNya semata, dan semua itu adalah titipan, apa yang diberikanNya adalah titipan, dan ketika pemilik itu mengambilnya Kembali, maka pasrah dan relakan saja, karena itu bukan milik kita pribadi.
Qurban juga bisa menjadikan mereka yang melaksanakan memiliki rasa kepedulian yang tinggi terhadap sesama manusia, memberikan hal istimewa kepada sesame untuk memakan daging yang belum tentu dapat dinikmati setiap harinya. Dengan berqurban juga dapat meleburkan dosa-dosa yang menumpuk dalam diri akibat sombong karena memiliki harta benda dan jabatan yang terus ingin digenggam dan tidak mau dilepaskan, maka ibadah qurban mengingatkan Kembali bahwa semua itu harus “disembelih” agar tidak melekat di hati dan sombong karena memilikinya. Dan harus diingat bahwa sekali lagi penulis menekankan bahwa ibadah qurban adalah bentuk ketaatan kepada Allah, wujud cinta kasih kepada Allah, bahwa kalau Allah mau dari apa saja yang ada dalam diri kita, ataupun harta benda kita, bahkan keluarga kita, ataupun nyawa dan darah kita kalau Allah ingin mengambilnya, maka harus segera kita relakan.
Walaupun sebagai Ibadah Sunnah Muakkadah yang sudah dibahas oleh para ulama, namun dalam sebagian ulama seperti Imam Hanafiyah menganggapnya wajib, sejatinya ibadah qurban adalah sebuah bentuk ibadah yang sejatinya dilakukan oleh setiap umat muslim yang beriman dan taat akan aturan yang Allah tetapkan, namun kiranya perbedaan para ulama dalam menyikapi hukum dari Ibadah qurban dalam kaitanya dengan hukum ada yang berbeda, hal ini adalah sebagai bentuk ikhtiar dari para ulama untuk memberikan informasi kepada kita bahwa Ibadah qurban itu penting.
Dari ibadah qurban yang kita laksanakan ini, kita sebagai umat muslim akhirnya dituntut untuk terus belajar dan mengenal mengenai apa syariat Allah yang harus kita jalankan dalam pelaksanaan ibadah qurban, mulai dari kapan waktu pelaksanaan qurban itu berlangsung (Idul Adha dilaksanakan pada tanggal 10 Dzulhijjah dan tiga hari sesudahnya), belajar untuk mengetahui syarat sah hewan qurban yang akan disembelih (umur, sehat, tidak cacat), belajar untuk mengetahui adab dan sunnah dalam pelaksanaan qurban (Takbir, menyebut nama Allah , alat, tajam, tidak menyiksa, dll) lalu siapa saja yang boleh menerima daging qurban dan lain sebagainya, maka dari itu kita Kembali Allah tuntun untuk terus belajar dan pintar untuk setiap ibadah yang Allah sudah tetapkan. Hal ini menandakan bahwa umat islam yang cerdas dan baik adalah umat islam yang mengetahuitentang bagaimana tata cara pelaksanaan ibadah yang akan dilaksanakannya dan mengetahui keutamaan dan manfaat apa yang dapat diterima dari pelaksanaan ibadah yang sudah dikerjakannya. Sehingga umat islam tidak hanya sekedar mengikuti saja tanpa mengetahui apa manfaat dan faedahnya dia melaksanakan suatu ibadah, tapi mereka semua mengetahui akan kebermanfaatan dari semua ibadah yang Allah sudah tetapkan untuk semua umat manusia.
Ibadah qurban sebagaimana yang sudah penulis jabarkan diatas merupakan upaya yang dapat dilakukan untuk memberikan informasi kepada para pembaca yang Budiman untuk lebih mengenal keutamaan berqurban. Walaupun apa yang bisa penulis sampaikan tidaklah selengkap buku bacaan yang para pembaca baca lalui diuraikan oleh para penulis yang handal, namun dari tulisan ini kiranya bisa menjadi pengingat bagi diri penulis dan juga para pembaca yang Budiman untuk mendalami makna Ibadah qurban ini secara mendalam.
Tidak lepas dari pada qurban, maka belilah hewan qurban yang akan disembelih dari para peternak yang ada disekitar kita atau mereka yang sudah terpercaya sebagai peternak kambing, baik dari segi perawatan, penyembelihan, pendistribusian, dan lain sebagainya, sebagai bentuk support kepada para peternak untuk lebih giat dan semangat dalam menjalankan usaha dan sebagai bentuk Ibadah ini untuk menjemput Rezeki dari jalan yang sudah Allah berikan.
Al Fath Farm sebagai salah satu dari peternakan yang mengambil peran dalam hal qurban ini kiranya dapat membantu umat islam dalam pelaksanaan qurban yang sesuai dengan Sunnah dan Syariat, sehingga moment qurban yang dilaksanakan dapat lebih Khidmat, tenang dan nyaman.
Penulis dan juga seluruh tim di Al Fath Farm mengajak untuk semua pembaca yang Budiman untuk memulai kiranya mempersiapkan qurban di tahun mendatang. Alhamdulillah pada tahun ini, (Idul Adha 1446 H), Al Fath Farm dapat menyalurkan hewan qurban sebanyak 150 ekor lebih Kambing dan Domba kepada Shohibul qurban dan penerima manfaat qurban di area Jawa Timur, harapanya tahun-tahun berikutnya semakin banyak lagi Shohibul qurban dan penerima manfaat yang bisa merasakan kebermanfaatan dari Ibadah qurban ini ditahun yang akan datang.
Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah menyukseskan kegiatan Ibadah qurban di tahun 1446 H ini semoga semua bentuk amal ibadahnya Allah berikan dengan balasan yang berlimpah dan barokah, dan bagi para pembaca yang kiranya memiliki keinginginan untuk berqurban atau sanak family, rekan dan sahabat yang ingin berqurban tanpa perlu rasa khawatir, maka kami Al Fath Farm siap menjadi solusinya.
Al Fath Farm yang sekarang ini berada di Mojokerto, Malang, dan Blitar hadir dengan menyediakan kambing sehat, pelaksanaan penyembelihan sesuai syariat, dan amanah dalam penyaluran hewan qurban. Karena Jika anda semua ingin berqurban, ingat Al Fath farm.
Nb; “Yuk, niatkan dari sekarang. Tahun ini, biarkan qurbanmu menjadi wasilah ibadah terbaik. Hubungi Al Fath Farm sekarang untuk konsultasi dan pemesanan hewan qurban.”
Hadanallah waiyyakum
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh
Blitar, 15 Juni 2025, 20.50 WIB
Tim Al Fath Farm
Daftar Pustaka;